https://www.linuxxstore.my.id/ https://www.belajarhtmldancss.site/ https://www.jasadesignwebsite.my.id/ https://www.giaidacbiet.net/ https://www.yosiwarasaiken.net/ https://www.gaetanodonizetti.net/ https://www.rainbowlanding.com/ https://www.vnfosxd.com/ https://www.maxbet55.my.id/ https://www.desakupekalongan.id/ SBOBET
KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L) DENGAN JENIS DAN JUMLAH BENIH LEGUM PERLOBANG | Suprianto | Jurnal Sains Agro

KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L) DENGAN JENIS DAN JUMLAH BENIH LEGUM PERLOBANG

Ari Suprianto, Setiono Setiono

Abstract


Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Balai Hortikultura Lubuk Tenam dengan ketinggian tempat ± 101 meter diatas permukaan laut, dengan temperatur udara berkisar antara 23℃ - 39℃, dengan rata-rata curah hujan perbulan adalah 181-1276 mm pada bulan basah dengan 71-108 mm pada bulan kering dengan tanah jenis ultisol. Dilaksanakan pada tanggal 07 Juni 2022-05 Oktober 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah benih perlobang dan jenis legum terbaik terhadap pertumbuhan cabai rawit serta interaksi keduannya dalam pola tumpangsari legum dan cabe. 

            Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan pola Faktorial. Faktor I perlakuan dengan jumlah benih yaitu B1: 1 Benih perlobang, B2: 2 benih perlobang, B3: 3 benih perlobang. Faktor II yaitu perlakuan jenis legum. L1 : Cabai rawit ditumpangsarikan dengan legum jenis kacang tanah, L2 : Cabai rawit ditumpangsarikan dengan legum jenis kacang kedelai, L3 : Cabe rawir ditumpangsarikan dengan legum jenis kacang buncis, dan  L4 : Cabe rawit ditumpangsarikan dengan legum jenis kacang panjang.

Parameter yang diamati pada tanaman legum adalah tinggi tanaman (cm), jumlah cabang, luas daun total (cm²), dan intensitas cahaya. Parameter yang diamati pada tanaman cabai rawit adalah  tinggi tanaman (cm), luas daun total (cm²), jumlah buku cabang, diameter batang, dan Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL).

Hasil penelitian menunjukkan pelakuan jumlah benih berpengaruh pada intensitas cahaya, diameter batang cabai dan NKL. Tetapi tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman cabai, luas daun total, dan jumlah buku cabang. Perlakuan jenis legum berpengaruh terhadap tinggi tanaman legum, luas daun total cabai, dan diameter batang cabai. Terdapat interaksi antara jumlah benih dan jenis legum terhadap jumlah cabang legum dan jumlah buku cabang cabai. 

Perlakuan terbaik terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit yaitu Kacang Tanah dengan perlakuan 1 benih perlobang (L1B1).


Keywords


Sistim tumpangsari, karakteristik tanaman legum dan cabe

Full Text:

PDF

References


Sektiwi, W, Nurul, A dan Husni, T 2013, kajian model tanaman dan waktu tanaman dalam sistem tumpangsari terhadap pertumbuhan dan produksi benih jagung, J. Produksi Tanaman, vol. 1, no 3, pp. 59-70.

Setyati. 1979. Fisiologi Tanaman Budidaya. Kansius. Yogyakarta.

Sulivan, Preston. 2003. Intercropping Principles And Production Practice. www.attra.ncat.org. California –USA.

Prajnanta F. 2007. Agribisnis Cabai Hibrida. Penebar Swadaya. Jakarta.

Paulus, J. M. 2005. Produktifitas lahan, kompetensi, dan toleransi dari tiga klon ubi jalar pada sistem tumpangsari dengan jagung. Jurusan Budidaya Pertanian,FakultasPertanian UniversitasLampung Mangkurat,Manado Eugenia 11(1).

Mariani, S . M. 2009. Pengaruh Intensitas Naungan dan Kombinasi Pemupukan N dan P terhadap Pertumbuhan, produksi simplisia serta kandungan andrographolida pada sambiloto. Andrographis paniculata. Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB. Bogo.

Maesen van den sar, L. J. G. dan S. Somaatmadja. 2005. Plant resources of south east Asia no, 1: pulses. Prosea. Journal of soil science and plant nutrition. Bogor Indonesia.

Pitijo, S., (2004), Benih Buncis, Kanisius, Yogyakarta.

Hutapean,.R., 1994 Inventasi Tanaman Obat Indonesia (III), Badan Penelitian dan pengembangan kesehatan, Departemen Kesehatan, Jakarta.

Gardner, F.P., R.B. PEARCE and R.L. MITCHELL. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Diterjemahkan oleh: SUSILO, H. dan SUBIYANTO. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. 428 hlm.

Buhaira, 2007. Respons Kacang Tanah (Arachis hypogaea I.) dan Jagung (Zea mays I.) Terhadap Beberapa Pengaturan Tanam Jagung pada Sistem Tanaman Tumpangsari. Jurnal Agronomi. 11 No. 1, Januari – Juni 2007.

Warsana. 2009. Introduksi Teknologi Tumpang Sari Jagung Dan Kacang Tanah Penebar Swandaya. Jakarta.

Willey, R. W. (1979). Intercropping – its importance and research needs. Part 1. Competition and yield advantages. Field Crop Abstracts 32, 1–10.

Jumin, H.B. 2014. Dasar-dasar Agronomi. Penerbit RadjaGrafindo Persada. Jakarta.




DOI: https://doi.org/10.36355/jsa.v8i1.1001

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Ari Suprianto, Setiono Setiono

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

JSA (Jurnal Sains Agro)  online ISSN 2580-0744 is published by Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo 

 

View My Stats