KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA STUNTING DARI PENDEKATAN GSR DI KECAMATAN BATANG KAPAS KABUPATEN PESISIR SELATAN
Gusriati Gusriati, Murnita Murnita, Febrianthy Febrianthy, Wawan Sumarno
Abstract
Prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% pada tahun 2021 menjadi 21,6% pada tahun 2022. Standar WHO terkait prevalensi stanting harus kurang dari 20%. Penyebab stanting adalah malnutrisi dalam jangka panjang. Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu Provinsi dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi yaitu 25,2% pada tahun 2022 dan Kecamatan Batang Kapas merupakan wilayah dengan prevalensi stunting no 2 tertinggi di Kabupaten Pesisir Selatan Propinsi Sumatera Barat.Pada tahun 2022 Kabupaten Pesisir Selatan prevalensi stantingnya 29,8%. Penelitian ini bertujuan untuk : Mengetahui tingkat kesejahteraan rumah tangga stunting dari pendekatan GSR dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan rumah tangga stunting di Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Penelitian ini telah dilakukan pada Bulan Juni-Juli 2023. Metode dasar penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Populasi dalam penelitian ini adalah rumah tangga stunting, dengan jumlah 130 rumahtangga kasus stunting. Sampel diambil secara sensus. Analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS versi 2020. Hasil penelitian : Tingkat kesejahteraan rumah tangga stunting termasuk kategori rumah tangga kurang sejahtera dengan nilai GSR 1,417. Faktor- faktor yang berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kesejahteraan rumah tangga stunting adalah pengeluaran pangan, dan pengeluaran non pangan dan yang berpengaruh tidak signifikan yaitu imunisasi anak, tingkat pendidikan kepala keluarga, tingkat umur ibu, jumlah tanggungan kepala keluarga, dan pengetahuan gizi. Secara simultan yang berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan rumah tangga stunting adalah imunisasi anak, pengeluaran pangan, pengeluaran non pangan, tingkat pendidikan kepala keluarga, tingkat umur ibu, jumlah tanggungan kepala keluarga, dan pengetahun gizi.
Keywords
Kesejahteraan, stunting, pengeluaran pangan, umur ibu, pengetahuan gizi
References
Daldjoeni. 1977. Organisasi Keruangan Dalam Teori dan Praktek. Alumni. Bandung.
Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta. Bogor.
Ilham, Nyak dan Sinaga, Bonar M. 2008. Penggunaan PangsaPengeluaranSebagai Indikator Komposit Ketahanan Pangan. 22 hal.
Muflikhati,I. 2010. Analisis Pengembangan Model Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Dan Kesejahteraan Keluarga di Wilayah Pesisir Provinsi Jawa Barat (Disertasi). Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta. Jakarta.
Reksowardoyo. 1983. Hubungan Berbagai Karakteristik Warga Masyarakat Desa Sarampad Kabupaten Cianjur dan Persepsi Mereka Tentang Ternak Kelinci. Karya Ilmiah. Fakultas Pertenakan. Institut Pertanian Bogor.
Roger, E. M. dan F. F Shoemaker. 1971. Communication Of Innovation. New York. The Free Press.
Suhardjo. 2007. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta.
Supartni, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974. Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial.
DOI:
https://doi.org/10.36355/jas.v8i1.1379
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 JAS (Jurnal Agri Sains)

This work is licensed under a
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.