KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN PADA SAPI BALI DI KECAMATAN PELEPAT ILIR KABUPATEN BUNGO
Abstract
Faktor-faktor yang menjadi tolak ukur keberhasilan program inseminasi buatan (IB) dapat di lihat dengan mengukur angka perkebuntingan atau Service per Conception (S/C),Jarak Beranak atau Calving Interval (CI),dan angka kebuntingan atau Conception Rate (CR).Dengan mengukur nilai-nilai tersebut maka kita dapat mengetahui tingkat efisiensi reproduksi Sapi Bali di Kabupaten Bungo. Penelitian ini telah di laksanakan di Kabupaten Bungo dari tanggal 11 September sampai tanggal 01 Oktober 2021. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) pada ternak sapi Bali di Bungo dengan mengetahui Service Per Conseption (S/C), Conseption Rate (CR), dan Calcing Interval (CI). Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dimana pengambilan sampel (responden) secara purposive sampling responden yang memenuhi keriteria yaitu responden yang memiliki induk sapi Bali telah beranak minimal 2 kali yang dipelihara peternak di Kecamatan Pelepat Ilir Kabupaten Bungo dan dilakukan perkawinan secara inseminasi buatan (IB). Perubahan yang diamati adalah Service per Conception (S/C), jarak beranak atau Calving Interval (CI) dan angka kebuntingan atau Conception Rate (CR). Hasil penelitian menunjukan bahwa keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) di Kabupaten Bungo berupa Service per Conception (S/C) yaitu sebesar 1,39, jarak beranak atau Calving Interval (CI) sebesar 12,30 bulan dan angka kebuntingan atau Conception Rate (CR) sebesar 64 %. Dari data di tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) di Kabupaten Bungo dapat dikatagorikan sudah berhasil secara optimum ini dapat dilihat dari service per conception (S/C), calving interval (CI) dan conception rate (CR).
Full Text:
PDFReferences
Bamualim, A. Dan R.B. Wirdahayati, 2013. Nutrion and management strategies to improve Bali cattle productivity in Nusa Tenggara. Proc of Workshop 4 – 7 February 2002, Bali. Indonesia Ed. K. Entwistle and Lindsay. ACIAR. No. 110. Canberra . BPS. 2005. Bali dalam Angka 2004/2005. Badan Pusat Statistik Propinsi Bali..
Bandini, Y .2003. Sapi Bali. Penebar Swadaya, Jakarta.
Darmadja, S.D.N.D. 1980. Setengah Abad Peternakan Sapi Tradisional Dalam Ekosistem Pertanian Di Bali. [Disertasi]. Bandung: Universitas Padjadjaran.
Diwyanto. K, H. Hasinah, 2005. Penelitian dan Pengembangan Pembibitan Ternak Potong di Indonesia. Forum Komunikasi dan Seminar Nasional Industri Peternakan Modren T.A. 2005. Nusa Tenggara Barat.
Hardjopranjoto, H. S. 1995. Ilmu Kemajiran Pada Ternak. Airlangga University Press, Surabaya.
Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak Di Lapangan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Hartati. 2010. Pedoman Pelaksanaan Inseminasi Buatan Pada Sapi. Direktorat Jenderal Peternakan Kementrian Pertanian, Jakarta.
Hastuti. D, 2008. Tingkat Keberhasilan Inseminasi Buatansapi Potong Ditinjau Dari Angka Konsepsi Dan Service Per Conception. Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian .Mediagro Vol 4. Hal : 12-20.
Ismaya, 1999. Bioteknologi Inseminasi Buatan pada Sapi dan Kerbau. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta ISBN : 979 -420-848-5.
Kartasudjana, R, . 2001. Teknik Inseminasi Buatan Pada Ternak. Departemen Pendidikan Nasional.
Koibur, J.F. 2005. Evaluasi Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Program Inseminasi Buatan Pada Sapi Bali Di Kabupaten Jayapura. Buletin Peternakan. 29 (3) : 150-155.
Partodiharjo. 2004. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara Sumber Widya , Jakarta.
Peters, A. R. 1996. Herd Management For Reproductive Effeciency. Animal Reproductive Science. 42 : 455-464.
Purwantara. B, R.R. Noor, G. Andersson, and H. Rodriguez-Martinez, 2012. Banteng and Bali Cattle in Indonesia. Status and Forecasts. Reprod. Anim 47 (1), 2-6.
Putra, B. (2021). Pertumbuhan Akar Rumput Benggala (Panicum maximum) Akibat Pemberian NPK yang diinokulasi dengan Cendawan Mikoriza Arbuskula. Musamus Journal of Livestock Science, 4(2), 18-25.
Putro, P. P Dan Kusnawati. 2014. Dinamika Folikel Ovulasi Setelah Sinkronisasi Estrus Dengan Prostaglagdin Pada Sapi Perah. Jurnal Sain Veteriner. 32 (1) : 22-31.
Roessali, W., Prasetyo, E. Marzuki, S., Dan Oktaria. 2005. Pengaruh Teknologi Terhadap Produktivitas Dan Pendapatan Peternak Sapi Potong Di Desa Canda Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul. Seminar Nasional Teknologi Peternakan Dan Veteriner. 2005. Vol 545-550.
Sariubang, M. 2001. Pengkajian Teknologi Pembibitan Sapi Potong Berbasis Pedesaan Mendukung Swasembada Daging Di Sulawesi Selatan. Jurnal Sulsel Litbang Deptan.
Susilawati, T. 2013. Pedoman Inseminasi Buatan Pada Ternak. Penerbit Universitas Brawijaya Press. Malang.
Sutan, S.M. 1988. Suatu Perbandingan Performans Reproduksi dan Produksi antara Sapi Brahman, Peranakan Ongole dan Bali di Daerah Transmigrasi Batumarta Sumatera Selatan. Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Institute Pertanian Bogor. Bogor.
Talib.C., A. Bamualim dan A. Pohan, Problemmatika Pengembangn Sapi Bali Dalam Pemeliharaan di Padang Penggembalaan .Proc. Seminar Nasional Peternakan an Veteriner. Bogor. 1 -2 Desember 1998. Puslitbang Peternakan Bogor. hlm 248 – 253
Toelihere, M.R. 1981. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung.
Toelihere, M.R. 1985. Ilmu Kebidanan Pada Ternak Sapi dan Kerbau. UI- Press. Jakarta.
Wahyudi, L,. T. Susilawati dan N. Isnaini, 2014. Tampilan Repduksi Hasil Inseminasi Buatan Menggunakan Semen Beku Hasil Sexing pada Sapi Persilangan Onggole di Peternakan Rakyat. Jurnal Ternak Tropica 15: 80 -88.
Wirdahayati, R.B. dan A. Bamualim, 1995. Parameter fenotip dan genetik sifat produksi dan reproduksi Bali pada Proyek Pembibitan dan Pengembangan sapi Bali (P3 Bali) di Bali. Thesis Fakultas Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor
Williamson, G. dan W. J. A. Payne.1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis (Diterjemahkan oleh S.G.N.D. Darmadja). Edisi ke-1.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Yendraliza. 2014. Performans Reproduksi Sapi Pesisir Dan Sapi Bali Di Daerah Inseminasi Buatan Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Jurnal Peternakan. 2 (1) : 36-40.
DOI: https://doi.org/10.36355/sptr.v4i1.835
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.