PENGARUH PENGGUNAAN SUMBER KARBOHIDRAT MUDAH LARUT SEBAGAI ADITIF TERHADAP KOMPOSISI FRAKSI SERAT SILASE ISI RUMEN SAPI
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan sumber karbohidrat mudah larut sebagai aditif pada pembuatan silase isi rumen sapi terhadap komponen serat (NDF, ADF, Selulosa, Hemiselulosa, dan lignin). Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Komponen penyusun silase isi rumen sapi adalah isi rumen sapi 100% + 5% gula lontar + 40 ml mikroorganisme lokal dan karbohidrat mudah larut sebagai perlakuan. Perlakuan tersebut adalah P1 : 35% dedak padi, P2 : 35% tepung bonggol pisang kepok, P3 : 35% pollard, P4 : 35% tepung putak. Variabel yang diukur adalah kandungan NDF (Neutral Detergent Fiber), ADF ( Acid Detergent Fiber), selulosa, hemiselulosa dan lignin. Data dianalisis menggunakan analysis of variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil analisis statistik menunjukkan perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan NDF, ADF, dan selulosa, sedangkan kandungan lignin dan hemiselulosa tidak berpengaruh nyata (P>0,05). Penggunaan sumber karbohidrat mudah larut pollard, putak dan dedak padi sebagai aditif sangat nyata (P<0,01) lebih baik kandungan fraksi serat silase isi rumen sapi dibandingkan penggunaan tepung bonggol pisang. Disimpulkan bahwa penggunaan sumber karbohidrat mudah larut dari pollard, putak dan dedak padi dalam pembuatan silase isi rumen sapi memberikan hasil yang baik dalam menurunkan kandungan NDF, ADF, dan selulosa silase isi rumen sapi.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
AOAC. 1990. Official Methods of Analisis. Association of Official Analytical Chemists. AOAC. Washington DC. The USA.
Arora, S.P. 1995. Pencernaan Mikroba pada Ruminansia (Diterjemahkan oleh R. Murwani) Cetakan ke dua. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Despal, P.I.G., S.N. Safarina, dan A.J. Tatra 2011. Penggunaan sumber karbohodrat terlarut air untuk meningkatkan kualitas silase daun rami. Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Peternakan. 34(1) 69-76.
Form Data Hasil Analisis Proksimat Laboratorium Kimia Pakan. 2023. Fakultas Peternakan, Kelautan danPerikanan, Universitas Nusa Cendana, Kupang.
Firsoni, J., A. Sulistyo., S. Tjakradiraja, dan Suharyono. 2008. Uji Fermentasi in Vitro terhadap Pengaruh Suplemen Pakan dalam Pakan Komplit. Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi BATAN. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Hal: 233-240.
Schneider, B. H. and W. P. Flatt. 1975. Evaluation of Feed through Digestibility. The University of Georgia, Athens, G. A.
Gomez, K. A. dan Gomez, A. A. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. Terjemahan dari Statistical Procedures for Agriculture Research. Penerjemah: Endang Sjamsuddin dan Justika S, Baharsjah, Jakarta: UI Pres.698 halaman.
Lasamadi, R. D., S. S. Malalantang., Rustandi dan S. D. Anis. 2013. Pertumbuhan dan Perkembangan Rumput Gajah Dwarf (pennisetum purpureum cv. Mott) yang diberi pupuk organic Hasil Fermentasi EM4. Jurnal Zootek. 32(5):158-171.
Malesi, L. 2014. Produktivitas, Kandungan Nutrien dan Kandungan Kecernan In Vitro Rumput Odot (Pennisetum purpureum Cv. Mott) pada Jarak Tanam dan Umur Pemotogan Berbeda. Disertai Pascasarjana. Universitas Halu Oleo, Kendari.
McDonald, P., R.A. Edward, and J.F.D. Greenhalgh. 1990. Animal Nutrition, 4th Edition, Longman Sci.Tech, UK, p 375-397.
Minson, D. J. 1990. Forage in Ruminant Nutrition, Academic Press Inc., California, USA, 89-90.
Oladefahan, O. A. 2014 Evaluation of bovine rumen contents as feed for lambs. Trop. Anim.Health Prod. 46 (6): 939-945.
Setiyaningsih, K.D., M. Christiyanto dan K.D. Sutarno.2012. Kecernaan bahan kering dan bahan organik secara in vitro hijauan desmodium cinereum pada berbagai dosis pupuk organik cair dan jarak tanam. Animal Agriculture Journal, 1 (2), 51-63
Sugara, A., Adrizal, dan I. Ryanto. 2020. Pengaruh Penggunaan Limbah Kubis dalam Silase Ransum Komplit Berbasis Limbah TebuTerhadap Kecernaan Bahan Kering, Bahan Organik dan VFA Secara In Vitro. J. Ilmu Ternak Univ. Padjajaran 20, 10-16.
Tillman A.D., H. Hartadi., S. Reksohadiprodjo, dan S. Lebdosoekojo. 1983. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University Press.
Tilley, J.M.A. and R.A. Terry. 1963. A two-stage technique for in the in vitro digestion of forage crops. J. Grassland Soc. 18: 104.
Utomo, R., L.M. Yusiati., C.T. Noviandi., Aryogi., Isnandar. 2016. Rumen contents from slaughterhouses as an alternative feed for replacing forage in ruminant diets. The 17th Asian-Australasian Association of Animal Production Societies Animal Science CongressThe 17th Asian-Australasian Association of Animal Production Societies Animal Science Congress. Held at Kyushu Sangyo University, Fukuoka, Kyusyu Area in Japan, from 22 to 25 August 2016.
Van Soest. P. J., 1982. Nutritional Ecology of the Ruminant. Comstock Publishing Associates. A division of Cornell University Press. Ithaca and London.
Widodo, W. 2002. Nutrisi dan Pakan Unggas Kontekstual. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang
Wijaya, A.K. 2007. Pengaruh Penggunaan Larutanabu Sekam Dalam Hidrolisis Isi Rumenterhadap Kecernaan Secara In-Vitro. Skripsi. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang.
Wijayanti, E., F. Wahyono, dan Surono. 2012. Kecernaan nutrien dan fermentabilitas pakan komplit dengan level ampas tebu yang secara in vitro. Animal Agricultural Journal. I (1), 167-179.
Yosef, E., A. Carmi., M. Nikbachat., A. Znou., N. Umiel, and J. Miron. 2009. Jurnal Characteristics of tall versus short-type varieties of forage sorghum grown under two irrigation levels, for summer and subsequent fall harvests, and digestibility by sheep of their silages. Anim. Feed Sci. Technol, 152: 1-11.
DOI: https://doi.org/10.36355/sptr.v5i2.1176
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.